Sekarang bukan
lagi masalah umur. Bukan lagi masalah status ataupun materi. Sekarang
masalahnya kenapa tiba-tiba datang seenaknya? Kenapa gak ijin dulu sama
pemiliknya kalo mau datang? Ibarat jaelangkung yang datang tak dijemput pulang
sendiri juga gak pamit. Cinta. Awalnya diam-diam suka. Gataunya diam-diam
sayang. Diam-diam jatuh cinta. Dan diam-diam nangis liat gebetan ternyata udah
punya anak. Amsyong. Sekarang gini, suka ga suka, mau ga mau emang Si Cinta ini
maunya menang sendiri. Egois. Dateng gak permisi, tiba-tiba menguasai hati dan
perasaan, menyita hari-hari dan kemudian setelah beberapa lama pergi gak pamit
juga. Udah gitu ninggalin luka. Gak diobatin, dibiarin sampe busuk. Pait pait.
Tapi ya mau gimana lagi emang Si Cinta adatnya udah kaya begitu, makanya kenapa
si Rangga pergi kan sebelum Cinta pergi ninggalin duluan. Wkwk.
Gak ada juga
yang mampu buat nyegat dia di depan pintu hati terus bilang “Cinta, kalo lu masuk
terus niatnya mau pergi lagi mending gausah masuk. Gua gamau sakit lagi huhu”.
Kalo bisa mah gak mungkin ada lagu Terlatih Patah Hati yang potongan liriknya
bikin pengen nyakar-nyakar marmer tetangga “.....dan semua yang pergi tanpa
sempat aku miliki...” dan gak bakal juga ada yang namanya jadian karna korban
curhat. Atau yang tiba-tiba suka sama pacar orang karena minta solusi gimana
cara ngelupain mantan. Karena gak ada niatan buat move on, ya gimana mau move
on orang Cintanya aja gak pergi. Dia tetep tinggal. Karna yang boleh masuk itu
yang janji akan tetap tinggal. Yang mau pergi, gak akan bisa masuk. Yaaaaa
itusih kalo mampu cegat si Cinta. Tapi kenyataannya mah.........
Lagu Project
Pop bilang jatuh cinta itu amboy rasanya. Emang amboy. Amboy banget awalnya.
Awal jumpa. Awal ngobrol. Awal jalan. Pokoknya yang awal-awal pasti masih amboy
geboy lah. Pelakunya dibuat mabuk kepayang dirasa. Faktanya, orang yang paling
susah dinasihatin dan yang paling gak nurut itu orang yang lagi jatuh cinta. Sia-sialah
nasihat kita. Gak bakal didenger. Mau lu sahabat deketnya kek, adeknya kek,
mantannya kek, dosen atau tukang rujak juga useless. Yang paling bener itu yang
cuma orang yang lagi di-jatuh cinta-in itu. Gila emang. Cinta itu gila. Gak
waras. Sampe tahan diterbangin terus dihempaskan. Situ orang apa barang
rongsokan, mau aja digituin. Gak nyadar ya padahal yang nulis juga gak jauh
beda *ngupil di bawah meja*
Balik lagi,
hidup itu pilihan. Cinta itu kehidupan. Berarti cinta itu pilihan. Milih
ditinggalin atau dihempasin? Apa bedanya-_-maksudnya milih yang tetap bertahan
tapi nyakitin atau yang ninggalin tapi nyakitin juga? Gak sama loh. Orang yang
pergi itu nyakitinnya pas dia pergi doang. Beberapa saat setelah dia menghilang
ditelan badai matahari, semuanya akan kembali normal. Tapi kalo yang tetap tinggal
tapi ternyata selalu melukai? Kan dibilang semuanya ini pilihan.
Antara yang
datang kemudian tetap tinggal atau yang datang kemudian pergi. Siapa? Dua-duanya
itu cinta. Dua-duanya sama rasanya. Cuma berbeda keadaannya. Bukan berarti yang
pergi selalu yang jahat atau yang tinggal itu yang baik. Tidak selalu. Bukan berarti
pula yang pergi berarti benci yang tetap tinggal itu mencinta. Tidak selamanya
begitu. Terkadang orang gak tau kenapa daun-daun kering itu rontok. Orang juga
gak tau kenapa bunga itu indah. Sekilas hanya terlihat baik buruknya di satu
sisi. Padahal di jaman ini topeng bermuka banyak sudah marak diperjualbelikan
di pasar kehidupan. Sudahlah, cinta itu membutakan segala hal.
Bukan salah bunda mengandung. Juga bukan salah cinta yang tiba-tiba berubah haluan. dan bukan keadaan pula yang menjadi dalangnya. Memahami kehidupan ternyata gak semudah memahami rumusan rangkaian R-L-C. Dia yang memilih pergi setelah datang secara tiba-tiba bukan seharusnya buat dilupain tapi buat dipahami. Jadi nantinya kita bakal tau gejala-gejala cinta yang datang kemudian niat buat pergi dan tak kembali. Gak ada masalah sebenernya kalo mau pergi dan cari cinta yang lain. Masalahnya yang disini terluka eh situ malah asik-asikan nemu yang baru. Asem banget. Coba tanya sama orang yang memilih tetap tinggal, tetap ingin bersama. kebersamaan ini akankah ada batasnya? Gua maunya gak ada. Karna apa yang mau dipilih lagi? pilihannya sekarang hanya orang yang memilih untuk tinggal. Karena gak semua orang mau ngulang semuanya dari awal dengan cinta yang baru. Dengan cinta yang berjanji lagi kemudian ingkar.
Tetapi pun gak ada yang bisa menebak-nebak
apa yang akan terjadi pada seseorang yang memilih tetap tinggal dan gak mau
pergi. Mungkin secara tiba-tiba nanti dia mengikuti orang yang memilih pergi
tadi atau berbuat yang lainnya yang ternyata menyakiti lebih sakit. Karena
sebenarnya gak ada sesuatu yang abadi, gak ada juga janji yang tak ingkar
kecuali janji Tuhan kepada umatnya. Ya itu cinta memang. Cinta itu menangis di
dalam senyuman. Cinta itu terluka dalam bahagia. Cinta itu menerima kepergian
dan bertahan pada yang tetap tinggal. Dan ini bukan lagi masalah seberapa besar kemampuan bertahan ketika luka selalu timbul oleh yang memilih tetap tinggal, melainkan
ini lebih kepada seberapa sering menahan air mata. Dan
pertanyannya apakah cinta selalu menyediakan air mata di setiap ceritanya? Dan
terjawab oleh ini :
“Cinta adalah seberapa pandai kau menghapus air mata” HelvyTiana Rosa, Mata Tiga Cinta
“Sebab setelah hujan selalu ada seseorang yang datang sebagai pelangi dan memelukmu” Abdurrahman Faiz, Kisah dari Negeri yang Menggigil
Kemayoran, 2 Januari 2015 22.12
Maya
0 komentar:
Posting Komentar